Surabaya, 12
November 2011
Assalamu ‘Alaikum
Pahlawanku..
Pahlawanku
yang sedang menawar cabe..
Apa kabarnya
disana. Saat ini engkau pasti sedang bingung menawar cabe yang harganya sedang
tak jelas karena pengaruh fluaktif. Ah engkau pasti bingung ya apa itu fluaktif.
Sudah biarkan saja jangan terlalu dipikirkan, itu hanya bahasaku saja yang sok
pintar, yang penting sekarang adalah
engkau memikirkan harga kebutuhan dapur agar bagaimana caranya supaya pelanggan
setiamu merasa terjangkau untuk membelinya. “Mendapat untung menjual cabe Rp.
250,- itu Alhamdulillah katamu?” Masya Allah.. berapa harga semangatmu bangun
pukul 2 pagi?
Pahlawanku yang
sedang menenteng belanjaan..
Aku tau
bahwa sebenarnya apa yang sedang engkau kerjakan itu berat. Berat sekali. Baik itu
berat dipundak juga berat di perasaanmu. Tapi bagaimana cara supaya aku membantumu?
Tawaranku saja selalu engkau tolak.
Permintaanku
agar engkau istirahat dan tak perlu lagi repot-repot menjual sayuran selalu
engkau abaikan dengan alasan “dari pada nganggur”, sedangkan pendapatannya saja
jauh dari harapan. Yah aku tahu Pahlawanku, mengumpulkan duit recehan itu
memang berat, karena memang duit receh itu berat dibanding duit kertas yang
meskipun nilainya sangat jauh lebih besar itu juga terlampau gampang untuk didapatkannya,
apalagi kalau mempunyai channel, tinggal menyetikkan ujung kelingking saja,
sebuah project dengan hasil besar pasti didapatkan, ssttt.. tapi hasil besar
kalau yang didapatkan tidak halal buat apa ya, masih mending duit receh yang
bila dimakan menghasilkan daging, ya nggak Pahlawanku? Ah kok jadi ngomongin halal haram sih, bingung
ya Pahlawanku, maaf deh maaf..
Pahlawanku
yang sedang sibuk mengkaitkan belanjaan di setir sepeda..
Saat ini
engkau pasti sedang sibuk mengatur belanjaan agar semuanya terangkut diatas
sepeda angin tuamu itu. Dengan peluh di dahi serta tarikan nafasmu yang kencang
ditambah senyum sapa mu kepada beberapa orang yang engkau kenal wajahmu tampak
semakin cantik. Gurat-gurat usiamu pun juga tertutupi oleh sinar temaram lampu
petromax, Ah.. makin anggun saja engkau.. Sayangnya saat itu aku tak ada
disampingmu. Dan celakanya aku malah asik bergumul dengan selimut dan kasur,
betapa kurang ajarnya aku..
Pahlawanku yang sibuk melayani pembeli..
Betapa aku
bahagia melihat senyumanmu, dengan kotak mini music agel yang kubelikan
beberapa hari lalu itu setiap pagi menjadi teman setiamu yang kadang terdengar
ceramah agama diselingi sholawat, dan kadang malah suara meliuk-liuknya Meggy
Z, Ah sungguh teganya diriku..diriku..diriku.. pada dirimu.. Sialnya aku malah
asik kucek-kucek mata.
Pahlawanku yang cantik..
Sungguh
besar sekali jasamu kepadaku. Engkau yang didepanku jarang sekali mengeluh,
meski kadang dibelakang aku sering mendengar keluhanmu. Tapi setiap kali aku
tanya “Ada apa?” engkau selalu menjawab dengan “Tidak ada apa-apa..” mengapa
sih engkau selalu menyembunyikan sesuatu dariku? Apa karena engkau tak mau
membebaniku? Atau karena engkau tak mau melihatku sedih? Ah pahlawanku mengapa
harus begitu, lalu kapan engkau memberi aku kesempatan untuk membahagiakanmu?
Pahlawanku..
sebenarnya aku ingin sekali bisa membahagiankanmu, selalu melihatmu tersenyum,
tapi alangkah jahatnya aku, justru akulah yang selalu membuatmu menangis dan
bersedih. Di saat engkau ada, aku selalu yang menyibukkan diri dengan komputer
dan internet, bukan indomie telur kornet itu.. tapi internet yang ini, yang
bisa aku ber haha hihi didalamnya, sedangkan engkau malah kubiarkan menonton TV
sendirian. Tapi disaat engkau sedang tidak dirumah malah aku yang kelabakan
mencarimu. Meskipun masakan lengkap sudah kau siapkan dimeja tapi tanpa
kehadiranmu, hidupku terasa gersang pahlawanku..
Pahlawanku..
aku tak bisa berkata banyak kepadamu selain Trima kasih.. trima kasih.. dan
trima kasih yang tak terhingga. Meskipun disini aku tulis kata trima kasih
sampai 3 kali tapi seandainya engkau mendengarnya langsung pasti engkau akan
tertawa, tertawa meremehkan tentunya karena kata trima kasih bagimu itu sangat
pamali. Makanya tak kuucapkan langsung agar tak kau remehkan, aku tulis saja di
surat ini, mumpung ada kontes. Kapan lagi aku bisa mengucapkan kata trima kasih
untukmu..
Aku hanya
bisa berdoa semoga engkau selalu diberi umur yang bermanfaat. Bermanfaat bagiku dan juga bagi anak-anakmu yang lain. Diberi
kesehatan dan rejeki barokah yang melimpah.
“Allahummaghfirlii
waliwalidayya warhamhuma kama robbaya nishoghiiro.. Amiin”
Wassalamu ‘Alaikum
Pahlawanku
Postingan ini diikut sertakan dalam Konteas Dear Pahlawanku yang diselenggarakan oleh Lozz, Iyha dan Puteri
Sponsored by :
Blogcamp|LittleOstore|Tuptoday|Lozzcorner|Rumahtramoiey
7 komentar:
siapakah ini? ibunda ya....?
ibunda rasanya ya? mereka adalah pahlawan2 bagi diri kita ya mbak yuni..
Terima kasih untuk partisipasinya..
Artikel sudah kami catat sebagai peserta Kontes Dear Pahlawanku
Salam merdeka..!
hahaha kalau pahlawan baca surat ini saya jamin bisa nangis terharu, tapi terus ngguya ngguyu mbak Yun..
matur nuwun ya sudah berpartisipasi di gelaran DP
hehehe,,,, cara bertutur yang khas mbak Yuni sekali... sweet.. :)
pasti sang pahlawan senang membaca ini mbak..
-artikel sedang dinilai-
loh yang baju garis kotak2 di photo kayaknya pernah lihat, di mana ya. memang kita harus berterima kasih pada pahlwan2, selain itu pemerintah pun harus mengurusi kesejahteraannya. jangan lepas tangan
Semoga sang pahlawan senantiasa dalam ridho-Nya. Amiinn..
Blog baru nih, Mbak?
Posting Komentar